Terangsang Melihat Tubuh Mbak Tari yang Molek

Dewasa8 - Kisah ini bermula saat aku kuliah di Jakarta, dimana saat itu aku masih berusia 20 tahun dan sebut saja namaku Iwan. Aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah hanya sebuah kamar dan langsung kamar mandi didalam dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini.

Terangsang Melihat Tubuh Mbak Tari yang Molek
Terangsang Melihat Tubuh Mbak Tari yang Molek

Karena yang tinggal rata-rata para pekerja shift kadang aku jarang berjumpa dengan mereka. Ada satu cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku sebut saja namanya Tari yang usianya saat itu kira-kira 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia.

Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk dan kaos dalam, menghabiskan sebatang rokok dan menunggu mbak Tari lewat pulang kerja. Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah depan kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.

"Sore mba Tari, baru pulang kerja mbak?" tanyaku ramah.
"Iya Iwan" jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku.
"koq keliatannya cape banget mbak? lagi banyak kerja ya?" tanyaku kembali.
"Iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget, badannya pada pegel" jawabnya lagi.
"Mmmh, ntar mau beli makan bareng ga mbak?"
"Engga kayanya Iwan, aku boleh nitip aja ya?"
"Ya boleh mbak. Apa sih yang ga buat mbak hehehee.."

Sebelum masuk kekamarnya mbak Tari memberiku uang dua puluh ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya ngetok pintu. tok tok tok

"Mba Tari….." ku panggil di depan pintu.

Karena tidak ada jawaban aku langsung buka pintu dan mendapati mbak Tari terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk kayanya habis mandi mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur.

Tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur. Perlahan mbak Tari membuka matanya dan tersenyum padaku

"Kamu baik banget Iwan," katanya dengan nada pelan.
"Ah gapapa mbak, kasian aja mbak nya kecapean, kalo mbak mau aku pijitin kakinya ya?"
"Ga usah, nanti ngerepotin kamu Iwan"

Aku ga dengerin omongannya, seketika aku mengambil lotion dan mulai memijit kakinya, memang saat itu dia udah memakai celana pendek longgar selutut dan baju kaos rumahan. Aku mulai pijit jari-jari kaki mbak Tari sampai ketumit. Baru sebentar kayanya mbak Tari udah ketiduran pulas banget dan ada kayanya setengah jam aku terus memijitnya sampai dia terbangun lagi.

"Aduh Iwan, maaf ya mbak ketiduran pijitan kamu enak banget," katanya agak malu.
"Hehehee iya donk, kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit," candaku padanya.
"Iihh kamu bisa aja, ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya?"
"Iya mbak, biar mbak bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja, kalo mbak mau aku pijitin betisnya sekalian ya?” Tanya ku pada mbak Tari.
"Kamu yakin gapapa?"
"Iya mbak gapapa aku seneng bisa bantuin mijitin mbak, lagian mbak Tari juga enak mijitnya kulitnya halus banget"

Mbak Tari hanya tersenyum dan langsung membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal dan aku pun mulai memijit betisnya yang sangat indah itu. Saat itu aku tidak tau mbak Tari memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri, sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya dan mulai tengkurap lagi.

Aku berfikir kayanya mbak Tari udah ngasi lampu hijau buatku untuk memijit punggungnya dan saat itu terlintas aja dalam otak ku seandainya itu terjadi aku bisa dengan leluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu. Baru aja kepikiran kayanya dalam celanaku ada yang merespon dan langsung aja seketika celanaku menjadi sempit karena si otong udah berdiri duluan.

"Kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Iwan?"
"Eh oH..iya..iya.. bisa mba Tari," jawabku gelagapan.
"Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih," katanya lagi.
"Iya mbak Tari aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syaraf biar bisa aku acupressure juga"

Aku duduk menyamping disebelah mbak Tari. Pertama aku deg-degan juga coba menaikan baju mba Tari keatas dan aku tertegun melihat punggungnya secara lansung karena sangat putih mulus dan tanpa cacat sedikit pun. Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya.

Saat aku mijit punggungnya kadang dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudara dan saat aku mau memijit pundak dan belakang lehernya, mbak Tari seperti tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia malah mambuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu.

Aku udah bener-bener ga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi. Karena udah seperti ini aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat mbak Tari yang bohai seperti orang menunggang kuda. Aku mulai acupressure punggung mbak Tari dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya.

Tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang. Bukanya marah mbak Tari mulai memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku. Aku tau dia udah mulai terangsang dengan mengeluarkan erangan-erangan erotis dari mulutnya.

"mmmh oohhh enak Iwan terusss ditekan lagiiii"

Seketika mbak Tari membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kedua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas. Tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya. Kami pun berciuman. Tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai meremas-remas dan memelintir kedua putingnya.

"Iwan aku mau kamu mijitin sampai tuntas malam ini sayang," katanya sambil membuka celana dalamnya.
"Iya mbak Tariku sayang," kataku juga sambil membuka semua pakaianku.

Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya. Mbak Tari keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 14 cm dan diameter 4 cm. Kami pun mulai berciuman lagi dengan posisi mbak Tari masi dibawah, aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya, tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun kepusar kebawah dan aku rasakan bulu halus diatas vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah dengan lendir kewanitaanya, itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut.

"Oooouuhhh oouuhhh ssshhhh nikmat banget sayang," desah mbak Tari.

Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yang kecil berwarna kemerahan itu lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan. Seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya.

Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi kepusarnya dan tanganku berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah mba Tari yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan vagina yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir vagina yang bewarna kemerahan.

Bibirku mendekat kevaginanya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu aku hisap dan aku pelintir dengan mulutku. Mbak Tari tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan, badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar, mulutnya mengoceh tidak karuan.

Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam liang vaginanya yang terus basah, mbak Tari menekan kepalaku sangat kuat kearah vaginanya dan menjepit kepalaku dengan pahanya.

"Oouhhh oouuhh mmmmmhhhh eeaaahhhhh," satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vaginanya mba Tari orgasme tepat dimulutku .

Sekarang mbak Tari mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus dan meremas-remas penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku dari pangkal hinga ujungnya. Tangan kirinya membelai kedua buah zakarku dengan lembut dan yang kanan memegang batang kejantananku,

saat mbak Tari mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali, tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus. Dia coba memasukkan penisku kedalam mulutnya tapi cuma setengah karena mentok dikerongkongannya.

Saat yang dinanti datang mbak Tari duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masi berdiri dia mengarahkan penisku kelobang vaginanya, aku mulai memasukkan kepala penisku kevaginanya pelan-pelan terasa masih sempit dan peret.

Saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa, tapi mba Tari yang ga sabaran malah mengunci pantatku dengan melingkarkan kedua kakinya dipantatku dan mau penisku dimasukkan semua.

Mbak Tari meremas kedua bahuku gemas karena seperti aku mempermainkannya, aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah mbak Tari mendongak keatas menahan nikmat, aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya,saat itu juga mba Tari berteriak kecil "Ooouucchhh" dengan mata terpejam.

Dimulailah permainan kami, aku menggenjot vagina mbak Tari kadang pelan dan kadang kaya orang kesetanan, aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan liang kewanitaannya, cairan vaginanya yang sebelumnya keluar jadi pelicin dan menimbulkan bunyi yang sangat erotis. Kami berdua bermandikan keringat memacu birahi yang udah sama-sama memuncak. Mbak Tari mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata.

"Badan kamu bagus sayang, pasti stamina kamu kuat," katanya.
"Iya donk sayang, aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee," jawabku centil.
"Oooouuchhhh puasin aku sayang"
"Pasti sayangku, sepuas yang kamu mau sayang"

Mbak Tari mencengkram bahuku kuat yang aku tau dia mau nyampe lagi dan aku lebih mempercepat ritme goyanganku.

"Oooouchhh uuuhhhh ooouuchhh yeaaahhhh," erangan keluar dari mulut mba Tari disertai lagi dengan orgasme keduanya.

Aku mencabut penisku dari vagina mba Tari yang lagi-lagi udah basah sama cairan orgasmenya dan meminta dia balik badan menungging kearahku. Mbak Tari udah aga lemas kayanya tapi dengan senang dia menuruti kemauanku.

Dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang besar basah oleh keringat, lipatan vagina yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam.

Aku arahkan kepala penisku kevaginanya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan. Sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang mbak Tari membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa vaginanya dari belakang.

"Ooouuchhh ooouuchhhh mmmhhh enaakkkk sayyaaaanngggggg," katanya.

Lumayan lama dengan posisi menungging dan kayanya mba Tari udah mau keluar lagi dia mau ganti posisi dan memintaku berbaring lurus ditempat tidur dengan gaya women on top. Aku menurutinya sambil berbaring dan mbak Tari lansung berjongkok diatas tubuhku sambil mengarahkan kepala penisku kevaginanya dan dengan satu tekanan blessss amblaslah penisku masuk semua kevaginanya,

Dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk divaginanya, goyangannya sangat erotis dengan sekalian memutar pantatnya kepenisku. Rasanya sangat nikmat penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya. Tak lama akupun rasa udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kevaginanya.

"Oouuucchhh mbaaa akuuu mauuu keluaarrr jugaaaa," kataku terbata-bata.
"Iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii ooouuuuccchhhhh," kata mbak Tari.

Diiringi teriakan kita berdua aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina mba Tari dan croott crooott croott croottt spermaku tumpah semua didalam vaginanya dan mbak Tari pun sama orgasme, cairannya keluar membasahi penisku.

Seketika mbak Tari lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku dan aku menerimanya dalam pelukanku aku mengecup lama keningnya, tampak dia memejamkan mata dan puas sekali.

"Terimakasih banyak sayangku, aku puas banget malam ini," kataku pada mbak Tari.
"Aku yang seharusnya terimakasih sayangku, kamu udah memenuhi keinginanku minta dipijit sampai tuntas sama kamu, bukan itu aja kamu gentle banget setelah main langsung memelukku, mengecup keningku dan berterimakasih aku sangat bahagia," kata mba Tari.

"Wanita secantik mbak pantas mendapatkan yang terbaik, aku sebagai lelaki wajib memberikan nya"
"Ooohh Iwan ku sayang, beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu, ga kaya cowok aku, main 2 menit udah KO duluan dan langsung tidur"
"Ah mbak, ga perlu repot-repot mencari wanita itu, karena dia sekarang ada dalam pelukanku"

Mbak Tari hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur. Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu, lagi dan lagi.

Diberdayakan oleh Blogger.