Perkenalan Dengan SPG Property yang Berujung Kenikmatan

Perkenalkan namaku Jimmy Usia 27 tahun dan belum menikah. Saya seorang eksekutif muda. Jujur saja banyak cewek yang kukenal di kota Jakarta ini, tapi tak satu pun dari mereka yang dapat meluluhkan hatiku. Selama ini teman cewek ku sekedar hanya lah teman jalan dan have fun di akhir pekan. Berawal dari niatku untuk mencari sebuah rumah kontrakan di daerah kelapa gading.


Sebenarnya aku sudah memiliki sebuah rumah hanya saja lokasi kantorku yang agak jauh dari rumah membuat diriku harus bertarung dengan waktu kalau pergi dan pulang kantor, belum lagi macetnya. Akhirnya kuputuskan utk mencari sebuah rumah kontrakan di kawasan kelapa gading, hari minggu sore setelah mencari lumayan lama aku menemukan sebuah rumah yang rasanya cocok dengan keinginanku. Dan di rumah itu dipasang nomor telpon marketing property dan namanya Vera. Iseng-iseng kucoba untuk menghubungi nomor telepon itu.

"Halo, selamat sore dengan Vera disini, ada yang bisa saya bantu," terdengar suara dari telepon.
"Halo bu, saya Jimmy, maaf cuma mau tanya apa betul rumah di kelapa gading blok xxx no xx disewakan?" Tanyaku lagi dengan seksama.

Singkat cerita, Vera mengatur waktu janjian denganku untuk melihat kondisi rumah itu keesokan hari jam tiga sore. Maklum karena kerjaanku lumayan banyak aku sengaja mengatur waktu ketemuanku pas sore hari dengan tujuan setelah itu langsung pulang kerumah lebih awal. Keesokan harinya jam 14.15 handpone ku berdering, setelah kulihat ternyata nomor Vera yang menghubungiku.

"Sore Ko Jimmy, dengan Vera nih, cuma mastiin aja apa nanti jadi ke lokasi rumah yang kemarin ko?" Tanya Vera dengan sedikit iba.
"Oh..tentu saja jadi bu Vera, tapi nanti jam 3an karena sekarang aku lagi sibuk," jawabku sekenanya.
"Oh..ya udah, nanti Vera jam 3an langsung ke lokasi ya ko, nanti kita langsung ketemuan disana aja, kebetulan Vera lagi di daerah cengkareng lagi kena macet, sepertinya jam 3 bisa tiba disana," jelasnya.

Sesaat setelah aku menutup pembicaraan singkatku dengan Vera, timbul pikiran kotorku membayangkan Vera seorang cewek yang seksi, cantik dan bisa bawa mobil sendiri. Wah pasti bukan sembarangan marketing nih pikirku. Ah..bodo amat, aku kan mau cari rumah kontrakan bukan cari cewek batinku lagi.

Dibalut dengan rasa yang sedikit penasaran, jam 14.50 WIB kuputuskan untuk menuju lokasi yang telah kami janjikan sebelumnya, ternyata Vera belum ada di lokasi. Aku terlalu cepat, akhirnya kuputuskan untuk tetap menunggu didalam mobilku sambil mendengarkan musik kesukaan dari mobilku.

Pukul 15.20 WIB sebuah mobil berwarna merah parkir disebelah mobilku, sesaat kemudian keluar lah seorang cewek yang membuatku terkejut, Vera ternyata seorang wanita yang cantik dan memiliki kulit yang putih bersih dan rambut yang panjang dibiarkan terurai. Vera mengenakan blazer hitam, berpadu dengan tanktop warna biru muda, dan rok pendek hitam yang begitu ketat, Aku tak sanggup menahan rasa kagumku, sampai aku tidak tau kalau Vera melihat kearah mobilku sambil tersenyum.

"Ko Jimmy ya, udah lama nyampenya?" tanya Vera.
"Mm..nggak baru aja kok bu," jawabku sedikit gugup.
"Jangan panggil ibu deh, Vera ngerasa tua banget ko, panggil Vera aja," katanya dgn logat manja nya.

Panjang lebar Vera menjelaskan secara detail rumah yang mau kukontrakan, tapi pikiranku sudah tidak konsentrasi lagi terhadap pembicaraannya, yang terlintas di otakku hanyalah bayangan akan tubuh seksi Vera yang ditopang buah dadanya 36c sepertinya. Betisnya yang jenjang dan putih dan rambutnya yang rebonding agak di warnai ungu, membuat tititku tak tahan seperti mau berontak mencari lawan tanding.

Setelah berada di dalam teras rumah yang cukup besar itu, Vera menutup pintu pagar rumah itu, biar ngga ada yang datang katanya. soalnya sering ada orang minta sumbangan yang nggak jelas. kemudian Vera tampak sedang memunguti selebaran kertas yang disebarkan oleh tukang renovasi, billing listrik dan air.

"Maaf ko, agak berantakan nih," katanya sambil sedikit menunduk sehingga aku dengan jelas dapat melihat belahan buah dada Vera yang padat dan sintal. tanpa dikomando aku ikut membantu Vera memunguti kertas-kertas yang berserakan itu sehingga dengan jelas kali ini aku bisa melihat paha Vera yang mulus, wah..putih banget, selama ini teman cewek yang pernah kuajak kencan tidak seperti Vera, kali ini pikiranku semakin kacau. Setan seakan-akan mulai merasuki akal sehatku.

"ko, kok diem aja sih?" perkataan Vera membuyarkan lamunanku.
"Eh..nggak koq Ver, aku lagi agak pusing mikirin kerjaan kantor," ujarku berbohong.

Sesaat kemudian kami sudah berada di dalam rumah yang terdiri dari 2 lantai yang sudah lengkap dengan perabotannya.

"Rumah ini sudah lengkap dengan furniture-nya jadi koko nggak perlu lagi repot cari perabotan, apalagi kalau mau nikah kan tinggal bawa istrinya aja kesini," perkataan Vera sedikit memancing nih pikirku.
"Ah, boro-boro pikir nikah, pacar aja aku belom ada," jawabku.
"Oyah, masa sih ko blom ada pacar, nggak mungkin banget deh. pacar belom ada istri dimana-mana ya gak," jawab Vera dengan pandangan penuh gairah.
"Bisa aja lu Ver," jawabku.

Sesaat kemudian kami sudah berada di lantai dua rumah itu, gede juga kamar utamanya, layaknya fasilitas hotel berbintang, ada bath tube dan shower juga.

"System penataan lampunya juga bagus, bisa membuat suasana tambah romantis," ujar Vera sambil menatapku penuh arti. Kubalas tatapan matanya, kulihat Vera sedikit memalingkan wajahnya.
"Ver,kamu uda punya pacar belum sih," tanyaku.
"Emang kenapa ko?" sesaat kulihat mata Vera berkaca-kaca sepertinya ia menangis.
"Ver kamu kenapa? koq nangis sih aku Tanya begitu?" Vera duduk di tepian ranjang kamar sambil mengusap matanya dgn tissue.

Kemudian kutemani dia duduk berdua dan Vera pun mulai menceritakan kalau dia sebenarnya udah punya pacar dan akan segera menikah beberapa bulan kemudian, tetapi ternyata cowoknya adalah seorang pengedar narkoba, yang baru aja tertangkap polisi dua bulan yang lalu. Nah hingga saat ini dia memutuskan untuk melupakan mantan cowoknya itu walaupun dia sudah pernah berhubungan badan dengan cowoknya.

"Ko,Vera boleh jujur nggak ke ko Jimmy?" pertanyaan Vera membuatku sedikit bingung.
"Jujur aja Vera selama ini kesepian, semenjak cowok Vera nggak ada, Vera merasa ga punya siapa-siapa, teman curhat sekalipun teman yang bisa bahagiain Vera," Vera pun merapat kearahku, tangannya memegang pundakku.
"Vera suka sama ko Jimmy, dari awal Vera uda ngerasain kalau kita mungkin jodoh," kesempatan itu tak kusia-siakan, dengan tatapan penuh kasih sayang bercampur nafsu ku peluk Vera, nafasnya memburu membuat irama jantungku berdetak bertambah cepat.
"Sama Ver, aku juga dari awal sudah suka sama kamu, kamu mau kan sama aku?"

Vera mengangguk drngan pandangan yang sayu tanda dia juga suka sama aku. Ntah dari mana semua terjadi begitu cepat, kami saling ciuman mesra, tanganku memegang pinggang Vera dan dia bergelayut di leherku, kami ciuman sekitar 10 menit, nafasnya semakin memburu.

"Ver, aku buka ya bajumu?" Vera tak menjawab,langsung kubuka blazernya, menyisakan tanktop birunya, wuih seksi sekali Vera, rambutnya yang harum membuai angan-anganku jauh ke langit ketujuh. buah dadanya yang besar tanpa padat menantang, langsung kubuka tanktop dan BH nya, Vera telanjang dada di depanku yang kulihat hanyalah ciptaaan Tuhan yang sempurna, buah dada Vera memang padat dan putih, putingnya kecil, seperti ABG. Kuciumi sekujur tubuhnya dgn penuh nafsu, perut, leher, dadanya dan tak lupa buah dadanya yang harum.

"Oohhh..ko, Vera sayang sama koko," ucapnya.
"Vera mau koko berikan Vera cinta," kubuka rok Vera, tampak celana dalamnya bewarna putih tanpa basah, perlahan-lahan jariku bermain di lipatan vagina Vera. ia menggelinjang keenakan.
"Terus ko, Vera sayang ama koko".

Kubuka bajuku, sekarang kami sama-sama tinggal mengenakan celana dalam. Kulihat Vera melihat kontolku yang uda mencuat tampak dibalik celana dalamku.

"Wah besar banget," kata Vera membuatku bangga.

Perlahan-lahan kulorotkan celana dalam Vera, vaginanya yang udah basah oleh cairan kenikmatan Vera, kontolku sudah tidak sabar mau merasakan lubang kenikmatan Vera. Kuambil posisi missionary, tampak Vera menutup mulutnya dengan tangannya.

"Tenang Ver, semuanya akan baik-baik aja okee" Vera mengangguk, perlahan-lahan kontolku berusaha masuk ke dalam lubang kenikmatan Vera, karena Vera uda terangsang hebat, tidak sulit bagiku untuk penetrasi, Vera merintih kesakitan ketika kontolku mulai menusuk ke dalam lubang memeknya. Zleeeppp…arrgghhh..

Memek Vera walaupun susah basah oleh cairan, masih saja terasa rapet, mungkin dia belum lama mengenal sex, jadi bisa dibilang belum banyak pengalaman, dilihat dari permainan sexnya aku yang aktif, dia pasif aja. Setelah kontolku masuk semua, kucoba untuk mengocok dengan perlahan-lahan, Vera mengelinjang menahan kenikmatan

"Mmmpphhhh…oohhh..ssshhhh," desahan Vera membuatku semakin bernafsu.
"Plakk..plakk..plakk," bunyi yang indah terdengar disaat kedua senjata kami saling beradu.
"Oooohhh…oooohhh…ko……Vera nyampee," katanya.

kurasakan Vera bergetar hebat, sambil mencengkram lenganku dengan kencang, kurasakan juga denyutan memeknya memijit setiap senti dari kontolku, terus aja kukocok Vera, sehingga dia kelojotan menahan surge yang baru dirasakan Sepuluh menit berlalu, kuajak Vera posisi WO.

"Koko belum ya," tanya Vera.
"Belum Ver, mungkin bentar lagi," ucapku.
"Bagus deh, Vera pengen sekali lagi rasain kenikmatan dari koko," kata Vera membuatku semakin bergairah.

Vera mengambil posisi diatasku, ia meringis menahan sakit dan nikmat ketika kontolku kembali menusuk ke dalam memeknya, buah dada yang bulat tampak naik turun menambah indahnya persetubuhan kami, kemudian Vera memelukku, membuat aku semakin mempercepat kocokan kontolku di memek Vera. Tanganku memeluk pinggangnya dan Vera memeluk kepalaku, kali ini aku mulai merasakan cairan kenikmatanku mulai bergerak ke ujung kontolku.

"Ver, aku uda mau nyampe nih..oooogghhhhh"
"Sama ko Vera jg, koko cepetin, Vera juga uda mulai nggak tahan nich," sejurus kemudian kupercepat pompaan kontolku, kulihat Vera menceracau tak karuan, oooorrggggg….uuucchhhh… ooohhhh… yeah..ooohh.. 15 menit akhirnya aku tak bisa membendung pertahananku. sepertinya akan jebol.

"Ver, aku mau nyampeee," ucapku.
"Didalem aja yak ko, Vera mau ngrasain air kenikmatan koko," kata Vera.
"Verrrrr...ooooggghhhhhhh"
"Aaagggghhhhhh..koko.. Vera juuugaa..ko.. ooocchh..ooocchh"
"Creeettt...Creeettt…Creeettt…Creeettt" Akhirnya mataku terasa gelap dan tidak bisa kulukiskan bagaimana rasanya saat itu, yang kulihat Vera ambruk diatas tubuhku, sejam kami tiduran dengan posisi Vera diatasku. Kurasakan cairan kenikmatan kami berdua meleleh keluar dari lubang memeknya.
"Ver aku cinta kamu," Vera hanya terdiam dan menganggukkan kepalanya.

Kulihat keringat membasahi seluruh tubuhnya. Tepat jam 7 malam kami berdua meninggalkan rumah itu, rumah yang menjadi saksi bisu cinta terlarang aku dan Vera, kenangan itu tidak akan kulupakan seumur hidupku. Vera masih kerja di broker itu dan kami sering meluangkan waktu utk bertemu kadang di apartemennya, kadang juga liburan kami keluar kota bareng demi menuntaskan hasrat birahi kami.
Diberdayakan oleh Blogger.