Aku Relakan Keperawananku Kepada Teman Ayahku
Dewasa8 - Sex pertamaku itu kualami bersama teman ayahku yang bernama Om Ajie. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan om Ajie, om Ajie sudah di anggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Ajie orangnya ganteng dan usianya ketika itu sekitar 27 thn. Selain ganteng om Ajie memiliki tubuh tinggi tegap dan bentuk dada yang bidang.
Aku Relakan Keperawananku Kepada Teman Ayahku |
Awal mula kejadian ini ketika liburan semester, waktu itu ayah dan ibuku harus pergi ke Jombang karena ada sodara yang menikah. Karena kami dan om Ajie sudah cukup dekat, maka aku minta kepada ayah dan ibuku untuk menginap saja di rumah om Ajie yang tidak jauh dari rumahku selama empat hari itu.
Om Ajie sudah beristri, tapi belum punya anak. Istri om Ajie seorang karyawan di perusahaan swasta, sedangkan om Ajie belum punya pekerjaan tetap. Om Ajie adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda ria, setelah istri om Ajie pergi ke kantor.
Om Ajie sendiri karena katanya belum ada orderan untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon, kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain permainan seperti monopoli, atau main kartu, karena om Ajie orangnya sangat pandai bergaul dengan siapa saja.
Pada suatu siang, setelah kami makan siang, tiba-tiba om Ajie berkata kepadaku
"Ma..kita main dokter-dokteran yuk, sekalian Salma, om periksa beneran, mumpung gratis"
Memang kata ayah dulu om Ajie Pernah kuliah di kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.
'Ayuukk" sambutku polos tanpa curiga.
Kemudian om Ajie mengajakku ke kamarnya, lalu om ajie mengambil sesuatu dari dalam lemarinya, rupanya om Ajie mengambi stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya waktu kuliah di kedokteran dulu.
"Nah sekarang kamu buka baju deh, terus tiduran di tempat tidur."
Mulanya aku agak ragu-ragu. Tapi melihat wajahnya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.
"Iya om" kataku, lalu kubuka bajuku, dan mulai hendak berbaring. Namun om Ajie bilang,
'Lho..BH nya sekalian dilepas dong, biar om gampang periksanya. Aku yang waktu masih polos, dengan lugunya aku melepas BH ku, sehingga kini terlihat toketku yang masih mengkel.
"Wah.., kamu bener-bener canti Ma" kata om Ajie.
Kulihat mata om Ajie tak berkedip melihat toketku, dan aku hanya tertunduk malu. Setelah aku tidur terlentang di tempat tidur, dengan hanya mengenakan rok mini saja, om Ajie mulai memeriksaku. Ditempelkannya stetoskop itu didadaku, terasa dingin, lalu om Ajie menyuruhku bernafas beberapa kali, setelah itu om Ajie melepas stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangan om Ajie menyentuh lenganku, lalu mengelus-elus dengan halus.
"Wahh.. kulit kamu bener-bener halus ya, Ma.. kamu pasti rajin perawatan" katanya. Aku diam aja, aku hanya merasakan sentuhan dan elusan halus om Ajie. Kemudian elusan itu itu bergeser ke pundakku. Setelah itu tangan om Ajie bergeser ke bawah mengelus perutku.
Aku hanya diam aja merasakan perutku di elus-elusnya, sentuhan om Ajie bener-bener terasa halus, dan lama kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhan tangan om Ajie, sampai bulu-bulu tanganku merinding di buatnya.
Lalu om Ajie menaikkan elusanya ke pangkal bawah toketku yang masih mengkel itu, mengelus memutarinya, lalu mengelus toketku. Ihh, baru pertama ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya lembut, halus, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tak lama kemudian, om Ajie menghentikan elusannya. Dan aku kira yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian om Ajie bergerak ke arah kakiku.
"Nah..sekarang om Ajie mau periksa bagian bawah ya" katanya.
Setelah dielus-elus seperti tadi yang terus terang membuat aku agak terangsang, aku hanya bisa menangguk pelan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba om Ajie melorotkan CD ku. Tentu saja aku sangat terkejut.
"Lho, om kok CD Salma dilepas?" kataku dengan gugup.
"Khan mau diperiksa, pokoknya Salma tenang aja dijamin aman' katanya dengan lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum om Ajie penuh maksud tersembunyi.
Tapi waktu itu aku sudah tak bisa berbuat apa-apa setelah CD ku dilepas oleh om Ajie, om Ajie duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkdedip melihat memekku yang mungil, dengan bulu-bulu lembut dan tipis.
Lalu keduaku diangkat dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku meumpang di atas paha om Ajie. Lalu om Ajie mulai mengelus betisku, lembut dan halus sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan meraba bagian paha atasku, lalu ke paha bagian dalam. Hiii..aku jadi merinding berat rasanya.
"Ooommhh.." suaraku lirih.
"Tenang Salma sayang, pokonya nanti kamu akan merasa nikmat" katanya sambil tersenyum.
Om Ajie mengelus halus selangkanganku, perasaanku makin tak karuan rasanya.
Lalu, dengan jari telunjuknya, om Ajie menggesekkan ke bibir memekku dari bawah ke atas.
"Aaghhh..Oommm.." jeritku lirih.
"Ssstt..hmm..enak..kan?" katanya.
Mana mampu aku menjawab, malahan om Ajie mulai meneruskan gesekkan jarinya berulang-ulang.
Tentu aja ini membuatku bertambah tak karuan, aku menggeliat-geliat kesana kemari.
'Ssshhhh..oohhh..Oomm..ohhhh.." erangku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku melayang entah kemana. Memekku rasanya sudah basah sekali karena aku memang bener-bener sudah sangat terangsang.
Setelah om Ajie merasa puas memainkan memekku dengan jari-jarinya, om Ajie menghentikan sejenak permainan itu, tapi kemudian wajah om Ajie didekatkan kewajahku, aku yang belum sama sekali, dengan pikiran antara sadar dan tak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenrnya sedang terjadi.
Wajah om Ajie semakin dekat dengan wajahku, kemudian bibir om Ajie mendekati bibirku, lalu om Ajie menciumku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun om Ajie bukan hanya mencium, om Ajie lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, hiii.., saranya semakin geli, apalagi ketika lidah om Ajie memancing lidahku, sehingga aku tak tau kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah om Ajie saling membelit, tentu saja aku tambah semakin nikmat kegelian.
Tak lama kemudian om Ajie mengangkat wajahnya dan memundurkan tubuhnya, Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh, gilak, tiba-tiba tubuh om Ajie dimundurkan kebawah dan om Ajie tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis mengangkang, kepala om Ajie tepat diatas memekku dan om Ajie dengan jepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya diletakkan diatas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala om Ajie.
Aku benar-benar terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangan om Ajie memegang pahaku dengan kencang, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi om Ajie mulai menjilati bibir memekku.
"Auwhh..Ooommmm..!" jeritku, walaupun lidah om Ajie terasa lembut, namun jilatan om Ajie terasa menyengat memekku dan menjalar ke sekujur tubuhku, namun om Ajie yang sudah pengalaman itu, justri menjilati habis-habissan bibir memekku, lalu lidah om Ajie masuk kedalam memekku, dan menari-nari didalam memekku.
Lidah om Ajie menjilat-jilat seleuruh dinding memekku. Tentu aja aku makin menjadi-jadi, tubuhku mengelinjang-gelinjang dan terhentak-hentak. sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepala om Ajie dari memekku, Akan tetapi usahaku itu sia-sia aja, om Ajie terus melakukan aksinya dengan liar. Aku hanya bisa merintih menjerit tak karuan.
"Ogghhhh..oommm..jangann..teerruusskannn..oomm..ituu..aaaaaku..nggaakk..maauuu..geliii..sudah..oohhh!!!"
Aku menggelinjang-gelinjang tak karuan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli, bercampur dengan kenikmatan yang luar biasa sangat mendominasi seleuruh sekjuru tubuhku. Om Ajie dengan kencang memeluk kedua pahaku diantara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana kemari, namun om Ajie tetap mendapatkan yang om Ajie inginkan.
Jilatan lidah om Ajie bener-bener membuatku bagaikan orang lupa daratan, memekku sudah bener-bener becek dibuatnya, hal ini membuat om Ajie menjadi semakin liar, om Ajie bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menydot menghispa memekku dengan kuat, membuatku jadi semakin kelojotan.
Kemudian om Ajie menghentikan sejenak jilatannya. Dengan jarinya om Ajie membelah bibir memekku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tau apa maksud om Ajie, rupanya om Ajie mengicar klitorisku. Lalu dijilatinya klitorisku.
"Eemmhhh.." tentu aja aku menjerit kencang sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai mengangkat pantatku. Om Ajie malah menekan pahaku kebawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil di sedot-sedotnya.
"Aauwh..Oomm..oohhhh..oohhh!" jeritanku semakin liar.
Tiba-tiba aku merasa sesuatu yang terama sangat, yang ingin keluar dari dalam memekku, rasanya seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun om Ajie yang sepertinya sudah tau, malahan menyedot klitorisku dengan kencangnya.
"Ooommm..aaaahh!" tubuhku terasa tersengat listrik bertegangan tinggi, sekujur tubuhku mengejang, tak sadar kujepit dengan kuat kepala om Ajie dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar kuat bersamaan dengan keluarnya lendir kenikmatanku, dan tampaknya om Ajie tidak menyia-nyiakan dihisapnya memekku, dihisapnya seleruh lendir kenikmatanku.
Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lunglai. Aku tergolek lemas. Om Ajie kemudian bangkit dan mulai melucuti pakaianya. Aku yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan tubuhku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan om Ajie.
Mula-mula om Ajie melepas bajunya yang dilemparkan kelantai, kemudian dengan cepat dia melepas celananya, sehingga kini sekarang dia hanya mengenakan celana dalam aja. Aku agak ngeri melihat tubuh om Ajie yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tidak sengaja melihat ke bawah, aku sangat kaget melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh celana dalamnya, mencuat ke depan. Om Ajie mulai melorotkan celana dalamnya ke bawah perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.
Pada waktu om Ajie membungkuk untuk melepas celana dalamnya dari kedua kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu om Ajie kembali berdiri tegak, jantungku langsung berdegup kencang dan mukaku menjadi pucat kerena terkejut melihat benda yang berada di antara paha atas om Ajie. Benda tersebut besar dan panjang dengan bagian ujungnya membesar bulat berbentuk topi baja tentara.
Benda tersebut berdiri tegak menantang kearahku, yang panjangnya sekitar 19cm dengan lingkaran 6cm, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut penis laki-laki, tampak menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan om Ajie terhadapku dengan penis itu.
Melihat ekspresi wajahku itu, om Ajie hanya tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya memegang batang penisnya, sedangkan tangan kanannya mengelus bagian kepala penisnya yang keliatan makin mengkilap saja. Om Ajie kemudian melangkah mendekat kearahku yang masih tidur terlentang lemas di atas ranjang.
Kemudian om Ajie menarik kedua kakiku, sehingga menjulur kelantai sedangkan pantatku berada tepat di pinggir ranjang. Kedua kakiku dikangkangkannya, sehingga kedua pahaku terbuka lebar. Aku tak bisa berbuat apa-apa, karena tubuhku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan om Ajie.
Kemudian om Ajie mendekat dan berdiri di tengah-tengah kedua pahaku yang sudah terbuka lebar. Dengan berlutu di lantai di tengah-tengah pahaku, penisnya tepat berhadapan dengan memekku yang sudah terkangkang itu. Tangan kiri om Ajie memegang pinggulku dan tangan kanan nya memegang batang penisnya.
Kemudian om Ajie menempelkan kepala penisnya pada bibir memekku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala penisnya yang besar itu mulai di gesek-gesekkannya sepanjang bibir memekku, sambil ditekannya pelan-pelan.
Suatu perasaan aneh mulai menjalar kesekujur tubuh, tubuhku terasa panas dan memekku terasa mulai mengembung, aku agak menggelinjang-gelinjang kegelian atas perbuatan om Ajie itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat om Ajie makin terangsang. Dengan mesra om Ajie memelukku, lalu mencium bibirku.
"Gimana Ma..enak kan? bisik om Ajie ditelingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tak berdaya diperlakukan begini oleh om Ajie dan tak pernah kusangka, karena sehari-hari om Ajie sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya om Ajie merangkulkan tanganya kepundakku dan yang satunya memegang batang penisnya sambil digesek-gesekkan ke bibir memekku, hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan penis besar itu menyentuh bibir memekku, aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan om Ajie, di samping pula ada perasaan bingug yang melanda pikiranku.
Batang penis om Ajie yang besar itu sudah keras sekali dan kakiku makin direnggangkan oleh om Ajie sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku bener-bener setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa.
Kepala penis om Ajie mulai ditekan masuk ke dalam lubang memekku dan dengan sisa tenaga yang ada aku mencoba mendorong tubuh om Ajie untuk menahan masuknya batang penis itu, tapi om Ajie berkata tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Aku membiarkan penisnya itu ditempelkan di bibir memekku.
Tapi tak lama kemudian dengan perlahan penisnya itu ditekan-tekan kedalam lubang memekku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir memekku. Memekku menjadi sangat becek, dengan sekali dorongan kepala penis om Ajie ini masuk kedalam lubang memekku, gerakan ini membuatku kaget karena tak menyangka om Ajie akan memasukkan penisnya kedalam memekku seperti apa yang dikatakan olehnya.
Tusukkan penis om Ajie ini membuat memekku terasa mengembang dan sedikit perih, seluruh kepala kemaluan om Ajie sudah berada didalam lubang memekku dan selanjutnya om Ajie mulai menggerakan kepala kemaluannya keluar masuk dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai menjalar ke sekujur tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat memekku serasa penuh, tanpa sadar dari mulutku keluar suara,
"Emmhhhh..sshhhh..oohh..ohh..oommm..nikmaattt..ommm..nikmaattt!"
Aku mulai terlena oleh kenikmatan dan pada saat itu, tiba-tiba om Ajie menusuk batang kemaluannya dengan cepat dan kuat, sehingga batang kemaluannya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput darahku dan aku pun menjerit kencang karena terasa sakit pada bagian dalam memekku oleh batang kemaluan om Ajie yang terasa membelah memekku.
"Aauuwhhh..sakit banget oommm..sudahh ommm sudah..jangan..diterusinn" aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong tubuh om Ajie, tapi sia-sia saja. Om Ajie mencium bibirku dan tangannya yan lain mengelus-elus toketku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku.
Tangan yang lain menahan kuat bahuku sehingga aku tak dapat berkutik. Tubuhku cuma bisa mengeliat dan pantatku kucoba menarik keatas tempat tidur untuk menghindari tekanan batang kemaluan om Ajie ke dalam lubang memekku, tapi karena tangan om Ajie menahan pundakku, maka aku tak bisa menghindari msauknya batang kemaluan om Ajie lebih dalam ke lubang memekku.
Rasa sakit masih terasa olehku dan om Ajie membiarkan batang kemaluannya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat memekku terbiasa dengan batang kemaluannya yang besar panjang itu.
"Om Ajie..kenapa dimasukkin semua, kan janjinya cuma digesek-gesek aja?" kataku melas, tapi om Ajie diam hanya senyum-senyum saja.
Aku merasakan batang penis om Ajie itu, terasa besar dan mengganjal saranya memenuhi selurung lubang memekku. Serasa sampai keperutku karena panjangnya batang kemaluan om Ajie tersebut. Saat aku sudah mulai tenang, om Ajie kemudian mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur batang kemaluannya mengocok memekku.
Tubuhku terhentak-hentak dan mengglepar-glepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar, "Ssshhh..mmhhhh..aghh..aaghhh" dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda kesekujur tubuhku, bayangan hitam mentupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar dimataku. Sensasi itu sudah tak dapat dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, sekujur tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak.
Toketku terasa mengeras dan putingku mengang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku menglepar-glepar di atas ranjang. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari jariku menggenggam erat sprei ranjang, tubuhku mengejang, meronta dibawah tekanan tubuh om Ajie ketika aku mengalami orgasme yang sangat dahsyat.
Aku merasakan kenikmatan berdesir dari memekku, menghantarkan rasa nikmat ke sekujur tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemas di atas ranjang.
Melihat kondisiku om Ajie makin terangsang, sehingga dengan buasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang kemaluan om Ajie terbenam di lubang memekku. Aku hanya bisa menggelinjang lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa klitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang kemaluan om Ajie yang besar dan panjang itu.
Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampi 60 menit lamanya om Ajie mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pula aku beberapa kali meraih orgasme dan setiap terjadi, selama satu menit aku merasakan memekku berdenyut-denyut dan mencengkram kuat batang kemaluan om Ajie, sampai akhirnya pada suatu saat om Ajie berbisik dengan sedikit tertahan.
"Aaghh..Salma..Salma..aakkuuu..mauu..keluaarrrr!! Aagghhh..Oghhh..Ouuugghhhh!"
Tiba-tiba om Ajie bangkit dan menarik keluar batang kemaluannya dari lubang memekku. Sedetik kemudian,
"Crootttt..crotttt..crotttt" pejuhnya menyembur di atas perutku. Tanganya dengan gerakan cepat mengocok-ngocok batang kemaluannya seolah ingin mengeluarkan semua pejuhnya tanpa sisa.
"Ooohhhhh" om Ajie mendesis panjang dan kemudian menarik nafas dengan lega.
Dibersihkannya pejuh yang berceceran diperutku. Setelah itu kami berdua tergeletak lemah sambil mengatur nafas kami yang masih terengah-engah sewaktu mancapai puncak kenikmatan tadi. Dipandangi wajahku yang masih penuh dengan peluh untuk kemudia disekanya. Dikecupnya bibirku dan tersenyum.
"Makasih Salma sayang" bisik mesra om Ajie. Dan akhirnya aku yang sudah benar-benar lemas terlelap dipelukan om Ajie.
Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar terasa gamang, perasaan-perasaan aneh menyelimuti diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku om Ajie berupaya menenangkan dengan halus.
Namun entah mengapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengen lagi, memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah om Ajie, tentu saja aku malu untuk mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol sana sini, sampai akhirnya om Ajie menawarkan lagu untuk berhubungan intim, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu.
Post a Comment