Pelayanan Oral Seks Dari Pegawai Sebelah Hotelku

Namaku Budi, saya berusia 30 tahun, seorang suami dari satu orang istri dan satu orang anak yang baru berumur dua tahun. Perkawinan kami telah berlangsung selama tiga tahun dan berlangsung   lancar-lancar aja semuanya. Aku bekerja di di antara perusahaan swasta di palembang.

Pelayanan Oral Seks Dari Pegawai Sebelah Hotelku
Pelayanan Oral Seks Dari Pegawai Sebelah Hotelku

Pada pertengahan juli, aku ditugaskan ke Lampung dan berada sekitar satu minggu disana. Dari palembang naik kereta api Sriwijaya jurusan kertapati - tanjung karang. Berangkat dari palembang hari senin jam 21.00 WIB dan hingga di Lampung hari selasa selama jam 7 pagi. Dari stasiun KA langsung menuju hotel di area Jl. Raden Intan, bandar Lampung dan kesudahannya berlabuhlah aku di hotel A.

Selama dua hari di Lampung sibuk dengan kerjaan dan tidak kepikiran guna seks, karena badan sudah capek dengan kerjaan. Pada rabu malam, hal kerjaan berlalu sekitar jam 7 malam, sampai-sampai ada masa  jalan-jalan di dekat hotel. Kebetulan terdapat Carrefour, Pizza Hut, Gramedia dll. Pada kesudahannya aku sampai pun di toko sepatu, pas disamping TB. Gramedia.

Saat tersebut toko sudah nyaris tutup, karena sudah nyaris jam 9 malam. Ketika lagi asyik liat-liat sepatu dan sandal, datanglah di antara pegawainya menghampiriku, yang belakangan kuketahui namanya Yanti. Anaknya tidak begitu tinggi, mungil, kulitnya sawo matang, toketnya pun tidak begitu besar, proporsional aja.

"Selamat malam bapak," sapa pegawai tersebut dengan ramah.
"Malam juga mbak," balasku.
"Ada yang dapat saya tolong  pak?" tawarnya dengan senyum.
"Saya hanya mau liat-liat aja mbak, sapa tau terdapat yang cocok," jawabku.
"Silahkan dipilih pak sandalnya, sebab sekarang lagi terdapat diskon," ujar Yanti.
"Oh ya? lagi diskon ya? kebetulan saya tidak punya sandal mbak, kemana-mana pake sepatu. Ini aja pake sandal hotel," kataku sambil mengindikasikan sandal hotel A yang aku pakai.
"Oooo..nginap di hotel A ya pak? memangnya bapak dari mana?" tanyanya.
"Iya mbak..Aku memang menginap di hotel A, tidak jauh dari sini. Aku dari palembang, baru sampe Lampung kemarin pagi. Biasa ada kerjaan," jawabku.
"Sudah inginkan tutup ya mbak?" tanyaku selanjutnya, karena kulihat sejumlah pegawai yang beda   mulai memasukkan keranjang sepatu ke dalam toko.
"Iya pak, toko tutup jam 9 malam, namun kalau masih terdapat pembeli, Anda masih layani,"  jawabnya. Saat tersebut memang aku liat masih ada selama 5 pembeli lagi yang lagi melihat-lihat dan mencoba-coba sepatu dan sandal.
 
"Mbak sudah lama kerja disini?" tanyaku sok akrab.
"Sekitar 7 bulan pak," jawabnya.
"Asli Lampung?" tanyaku kembali.
"Iya pak, saya pribumi Lampung" jawabnya lagi.
"Rumahnya jauh dari sini?" tanyaku lagi, karena sesudah dilihat-lihat, neh anak lama-lama lumayan juga neh untuk nemenin aku di hotel.
"Tidak terlampau jauh kok pak, selama 20 menit dari sini," jelasnya.
"Umurnya berapa mbak?" selidikku.
"22 tahun pak," jawabnya pendek.
"Kalau kembali kerja malam gini, pulangnya naik apa?"
"Kadang naik motor sendiri, kadang dijemput sama adek namun kadang pun dianter sama temen sini pak kalau shiftnya sama. Kalau malam ini dijemput sama adek," jelasnya.
"Tidak dijemput pacar?" tanyaku ingin tau.
"Pacar saya kerja di luar kota pak," jawabnya
"Oooooo..." gumamku seraya manggut-manggut seraya tetap mengupayakan sandal yang inginkan   aku beli.
"Aku ambil yang ini aja mbak," kataku lantas sambil memberikan sandal yang aku pilih ke dia.
"Cuma beli satu aja pak??" tanya dia.
"Lhoo..itu kan aku beli dua, kiri satu kanan pun satu. Jadi jumlahnya dua. Iya kan?" candaku dan diapun tertawa.
"Ahhh..bapak dapat saja. Kalau sepatunya tidak sekalian pak?"
"Sepatunya kelak aja deh, lagian kan tokonya ingin tutup. Besok aja aku kesini lagi bikin liat-liat sepatunya sekalian ketemu ama mbak lagi," godaku.
"Bener ya pak, kelak saya tunggu lho"
"Oh ya..nama mbak sapa? tanyaku sambil menyaksikan dia.
"Saya Yanti pak"
"Kalau aku budi," jawabku seraya berjalan ke kasir dan menunaikan sandal yang aku beli.

Setelah tersebut aku pamit sama dia dan pulang ke hotel sambil membawa hasil belanjaanku malam itu. Setelah jalan sejumlah langkah, aku baru sadar kalau belum meminta nomer hp Yanti. Gobloknya aku. Tapi inginkan balik lagi tidak enak dan aku liat tokonya pun sudah mau ditutup  pintu besinya.

Akhirnya malam tersebut aku dihotel sendiri lagi, buka laptop dan online ke website DEWASA bikin ngabsen. Esoknya sesudah urusan kelar, selama jam 7 malam aku balik lagi ke toko itu, dan benar aja, Yanti pun ada disitu (ya iyalah..kan dia kerja disitu). Saat aku masuk toko, langsung disambut oleh Yanti.

"Selamat malam bapak," sapa Yanti masih dengan ramah laksana kemarin malam.
"Malam pun Yanti. Seperti yang aku bilang kemarin. Malam ini aku kesini lagi untuk liat-liat sepatu dan ketemu dengan Anda lagi," jawabku separuh merayu.
"Ahh..Yanti jadi malu pak," ucapnya.
"Lho..kenapa malu? biasa aja lagi. Oh ya, jangan panggil pak dong. Kan usia kita pun tidak lain jauh. Panggil aja budi," ujarku.
"Iya mas budi," jawabnya pendek
"Nahh..gitu kan lebih enak"
"Malam ini masih dijemput sama adek ya?"
"Tidak mas..malam ini Yanti kembali sendiri, sebab tadi bawa motor sendiri"
"Wah..malam-malam gini hati-hati cewek naik motor sendirian"
"Sudah biasa kok mas, lagian emang tidak ada yang nemenin kok mas"
"Aku sih inginkan nemenin Anda pulang naik motor, tapi nanti siapa yang nganterin aku ke hotel lagi?," candaku.
"Iya mas. Eh..masih nginap di hotel pak ?"
"Masih kok. Kenapa? Mau mampir?," harapku.
"Ahh..tidak enak mas," katanya kemudian
"Lho..tidak enak sama siapa? Aku sendirian kok di hotel. Lagi pula kalau di hotel kan kita dapat   ngobrol lebih tidak sedikit lagi. Iya kan?? kataku menyakinkan dia.
"Iya pun sih mas"
"Ya sudah..nanti pulang kerja aku tunggu di hotel A ya, aku di kamar 201. Langsung naik saja. Aku di kamar dan tidak kemana-mana kok," kataku cepat agar dia tidak dapat menolak lagi.

Lalu aku segera pilih sepatu yang pas, karena harganya pun lagi diskon dan segera aku bayar ke kasir dan segera balik ke hotel. Sebelum ke hotel aku ke apotik yang ada di dekat hotel guna beli kondom. Sesampainya di hotel masih jam separuh 9 malam, jadi masih sekitar separuh jam lagi santai baru pulang kerja. Segera aku persiapkan semuanya, mulai mandi lagi biar wangi kalau Yanti datang, kemudian pake kaos dan celana pendek tanpa CD.

Sambil menantikan Yanti datang, aku liat tv seraya rebahan di kasur sambil menginginkan apa yang mau dilaksanakan kalau Yanti nanti datang. Pokoknya otongku mesti menikmati hangatnya memek Yanti malam ini, karena sudah sejumlah hari ini tidak muntahkan isinya.

Jam 9.15 malam, seseorang mengetuk pintu kamar. Aku bercita-cita itu Yanti yang datang. Benar saja, Yanti berdiri didepan pintu kamar hotelku. Dia telah berganti baju, tidak pake kaos merah tokonya itu, tapi sudah pake kaos t-shirt biasa dan celana jeans birunya. Aku persilahkan dia masuk, dan duduk di pinggir lokasi tidur, karena kursi yang terdapat aku letakkan tasku, sehingga dia tidak dapat duduk disitu.

"Mau minum apa Yan? Cuma terdapat air putih, teh kotak dan pocari aja neh. Harap maklum ya."
"Pocari aja deh"
"Capek ya Yan?" tanyaku sambil memberikan pocari kaleng ke dia.
"Silahkan diminum Yan," lanjutku.
"Iya..makasih mas. Enak ya mas ini, hotelnya bagus, trus dapat chatting dan internetan di kamar juga" sambil menyaksikan ke arah laptopku yang lagi buka mirc.
"Kamu inginkan online? Silahkan aja dipakai. Gratis kok!"
"Wahhh..mas ini ternyata gemar sekali website beginian?" katanya lantas setelah menyaksikan yang terdapat di laptopku.
"Ahh..biasa aja kok Yan, buat memenuhi kekosongan waktu"

Hehehehe..pancinganku berhasil. Karena di samping buka mirc, terdapat window yang lagi buka DEWASA8, saat tersebut lagi di postingan kisah sex populer dan video amatiran. Kulihat dia sedang menyaksikan preview video yang sedang aku download, kemudian aku liat dia pun membaca kisah seru yang terdapat di bewasa8.blogspot.com.

"Kamu pun  suka ya Yan dengan website beginian?"
"Aku sih jarang internetan mas, jadi jarang buka website beginian"
"Walaupun jarang buka, tapi pernah kan Yan?"
"Iya sih..pernahlah"
"Trus ini download film apaan mas?" katanya sambi liat previewnya.
"Ahhh..film pendek kok. Kamu pernah kan liat film begituan?"
"Ya pernah lah mas..kan aku tidak kuper-kuper banget"

Asiikkkk..aku bersorak dalam hati, kayaknya malam ini aku dapat menghangatkan kontolku neh malam ini. Tanpa terasa kontolku bereaksi dan mulai bangun. Tapi agar tidak ketahuan, maka aku tutupin dengan bantal saja.

"Aku pinjam kamar mandinya ya mas"
"Silahkan Yan"

Pasti memeknya basah tuh pikirku. Aku pun memakai kesempatan tersebut untuk membetulkan posisiku juniorku, agak tidak terlampau keliatan sama Yanti. Tak lama lantas Yanti keluar dari kamar mandi.

"Kalau inginkan mandi silahkan Yan..itu terdapat handuk satu lagi yang tidak aku pakai," Tawarku.
"Makasih mas..nanti aja mandi dirumah"
"Ada air panasnya kok Yan, tidak perlu fobia kedinginan dan kalau sudah mandi kan ntar dirumah tidak butuh mandi lagi" bujukku.
"Tidak usah mas" tolaknya seraya dia duduk lagi di pinggir ranjang seraya kembali melihat laptop yang tadi posisinya di kisah seru.
"Serius amat Yan..emang lagi liat apa sih?" kataku seraya duduk di samping dia agak kebelakang.
"Ini lho..cerita yang tadi"
"Awas Yan..kalau baca kisah itu, aku tidak nangung resikonya lho ya," candaku.
"Ahhh..mas ini dapat saja" katanya kemudian.

Tapi bila aku lihat Yanti duduknya telah agak gelisah..hmmm..sudah horny kali dia. Tapi aku tidak buru-buru, jadi aku tahan aja. Slowly man.

"Mau liat film yang di download tadi Yan? video pendek seh, namun ada tidak sedikit kok.
"Wahhh..koleksi mas tidak sedikit juga ya.."

Akhirnya aku maju tidak banyak untuk membuka folder lokasi penyimpanan file-file videoku. Akhirnya dibukalah video lokal yang berdurasi selama 12 menit. Lumayan hot permainannya dan kayaknya Yanti sudah horny tuh.

"Yan.." Panggilku pelan.
"Hhhmmm.." Gumamnya seraya matanya tidak lepas dr layar laptop.
"Serius amat ngeliatnya Yan, tidak terdapat jawaban lagi dari Yanti.
"Yaaan.." Panggilku seraya memegang pundaknya dari belakang dan aku usap-usap pundak hingga   lehernya, aku maju lagi duduknya sampai-sampai hampir berdempetan dengan dia, namun tetap kujaga supaya kontolku yang sudah bangun tidak terpapar badannya. Kurasakan nafasnya pun mulai memburu, dan aku yakin dia sudah terangsang hebat.

"Yan..aku horny lho liat film tersebut dan lebih horny lagi sebab lihat anda disini" kesudahannya aku beranikan mendekap dia dari belakang, aku peluk didekat perutnya dan aku atur posisi dudukku supaya kontolku dapat menempel di pantatnya. Dan aku yakin dia menikmati itu, karena aku tidak gunakan CD. Aku ciumin dari belakang lehernya yang terbuka.

"Ooohh.." Desahnya seraya kepalanya mendongak keatas. Aku ciumin terus leher samping dan telinganya, seraya tanganku tetap mendekap dan mengusap-usap perutnya dari belakang.

"Ooohhh..mass..geli mas.."

Kuciumin terus leher dan telinganya bergantian, tidak ketinggalan tanganku naik ke dadanya dan kuremas-remas pelan toketnya dari luar baju.

"Aaahhh..geli masss.."

Merasa tidak nyaman sebab masih terdapat bh nya, maka tanganku masuk kedalam bajunya dan ke belakang guna membuka kaitan bh nya. Dan sesudah kaitannya lepas, maka segera tangaku kembali mengarah ke dadanya lagi guna meremas-remas toketnya dan memilin putingnya yang sudah tegang, namun masih dengan kaos dan bh yang masih menempel di badannya.

"Aaaahhh..enak mas.." seraya tangannya kebelakang mengarah ke kontolku dan diremas-remasnya dari luar. Akupun merasa keasyikan setelah kontolku diremas. Dan semakin motivasi aku mengusap-usap dan memilin puting susunya. Akhirnya aku angkat kaosnya dan aku lepaskan sekalian bh nya.

Dan aku balikkan badan Yanti, sampai-sampai sekarang nampaklah toket yang kenyal dan kencang terdapat di depanku. Tanpa menungu lama, mulutku segera mengecup toketnya dan langsung menghisap putingnya. Yanti tambah keasyikan   dan desahannya tambah hot saja.

"Oohhh..sssshhhh..enak masss"

Aku teruskan menghisap dan menggigit-gigit pelan putingnya. Dan nampaknya Yanti pun tidak inginkan diam, tangannya masuk ke dalam celana karetku dan langsung menciduk kontolku yang telah menegang dan menerbitka cairan licin di ujungnya. Di kocok-kocok pelan oleh tangan mungil Yanti. Enak bangetttt..

Sembari mulutku menghisap tetek Yanti, tanganku pun tidak bermukim diam, aku elus-elus punggung dan perutnya didekat pusar, hingga akhirnya aku lepaskan celana jeansnya. Yanti diam saja, justru mengusung pantatnya sehingga mempermudahku untuk mencungkil celananya. Sementara celanaku sendiri sudah di perolot Yanti dari tadi. Sehingga posisi sekarang ialah Yanti melulu mengenakan cd dan aku melulu mengenakan kaos saja.

"Oohh..enak banget Yan kocokan kamu," racauku sesudah lepas dari teteknya.

Kuciumin bibirnya yang tipis itu. Hhhmmm..lembut sekali bibirnya. Yanti tetap mengocok pelan kontolku dan tak lama lantas dilepaskannya ciumannya dan kepalanya ke bawah. Wahh..kayaknya dia inginkan karaoke dan ternyata tebakanku benar, tidak lama lantas kuliat kontolku dimasukkan ke mulutnya yang mungil dan kurasakan kehangatan di kontolku. Dijilatinya lubang kecilku.

"Aaahhhh..enak Yan. Nikmat banget. Oohh.."

Mendengar desahannku, Yanti tambah motivasi dalam blow job, dikeluar masukkan kontolku ke di mulutnya, dijilatin dan disedotnya kemudian di ciumin sampe pangkalnya, dan buah zakarku juga   tak luput dari ciuman dan sedotan mulutnya.

Tidak lama lantas aku menikmati tidak powerful lagi neh kalau diteruskan laksana ini, maka aku tarik kontolku dari mulutnya, supaya tidak boleh sampe muncrat maksudnya. Tapi Yanti tetap tidak inginkan melepaskannya.

"Ohhh..Yann..sudah Yan..nanti aku muncrat lho.."
"Tidak apa-apa mas, keluarin aja mas. Yanti pengen mas keluar di mulut Yanti, nanti Yanti hisap kalau keluar. Mau kan mas?"

Akhirnya aku biarkan aja dia teruskan pekerjaannya, seraya aku nikmati kuluman dan sedotannya. Memang enak banget. Dan betul aja, tidak lama lantas aku rasa terdapat yang inginkan meledak dari dalam kontolku.

"Oohhh..Yan..aku tidak powerful Yan..Aku inginkan keluar..aahh..sssshhhh.." Mendengar racauanku, Yanti tambah motivasi dan tambah cepat dalam mengulum kontolku, sampai-sampai akhirnya "Aaaaahhhhh Yantiiii.."

Kutembakkan peluruku didalam mulut Yanti dan ada selama tembakan bersarang disarang. Dan benar saja, ternyata Yanti langsung menyedotnya. Uuhhh..ngilu men. Sudah muncrat, pake disedot lagi. Akhirnya maniku ditelan abis oleh Yanti dan sesudah yakin tidak terdapat mani yang tersisa, Yanti pun mencungkil kontolku yang telah tidak sekeras tadi.

"Yann..enak banget sedotan kamu, aku jadi kalah neh. Sekarang gantian ya, Yan. Aku bakal puasin kamu," kataku sesudah rebahan di ranjang.
"Tidak usah mas, telah malam mas, aku mesti pulang..lagian aku pun lagi bisa tamu kok," katanya.

What?? Tenyata benar..aku liat Yanti pake pembalut di balik cd nya itu. aku yang tadi sudah keburu konak, hingga tidak memperhatikan eksistensi pembalut itu. namun yang urgen aku sudah dapat   menyemprotkan maniku ke mulut dia. Sudah ngerasa enak pun kok.

"Wahh..aku tidak tau Yan kalau Anda lagi mens. Tapi jujur aja, permainan anda hot banget. Aku utang ya Yan sama kamu. Nanti aku bakal puasin kamu. Mens anda selesai kapan Yan?"
"Aku bersih hari senin mas, karena mensnya baru kemarin sih. Makanya tadi ke kamar mandi bikin   ganti pembalut mas"
"Wahhh..kalau senin aku sudah balik ke Palembang Yan"
"Tidak apa-apa kok mas"
"Hhmmm..kalau bulan depan gimana Yanti? sebab aku ke Lampung tiap bulan Yan. Boleh ya Yan?" pintaku.
"Iya mas..bulan depan liat aja nanti. Kalau mas datang ke Lampung, datang aja ke lokasi Yanti ya"
"Pasti Yan dan ntar Anda nginep aja ya Yan sama aku"
"Ehhh..boleh mohon nomer handphone Anda tidak Yan?"
"Tidak usah mas..ntar kalau mas ke Lampung lagi, cari aja Yanti di  ****."

Akhirnya kita bersih-bersih di kamar mandi. Dan setelah tersebut aku antar Yanti ke bawah, karena dia mesti pulang. Dan akupun segera pulang ke kamar dengan perasaan bahagia. Dan kondom yang aku beli di apotik di sekitar hotel kesudahannya tidak jadi terpakai.
Diberdayakan oleh Blogger.